1
Karakter dalam Konsep Filogeni
Karakter adalah
penampakan atau fenotip yang dapat berupa morfologi,anatomi, histology,
fisiologi maupun molekuler yang dimiliki oleh suatu individuyang pada
umumnya dapat diinderai, dan merupakan ekspresi dari gen
yangdipengaruhi oleh lingkunganya. Karakter merupakan subyek pertama
yangdiperlukan untuk identifikasi suatu spesies sehingga bisa didapatkan nama
dantingkatan takson spesies tersebut. Semakin banyak persamaan karakternya
semakindekat hubungan kekerabatannya, sebaliknya semakin banyak perbedaanya
semakin jauh hubungan kekerabatannya. Karakter merupakan subyek pertama
yang diperlukan untuk identifikasi suatu spesies sehingga bisa didapatkan nama
dan tingkatan takson spesies tersebut. Semakin banyak persamaan karakternya
semakin dekat hubungan kekerabatannya, sebaliknya semakin banyak perbedaanya
semakin jauh hubungan kekerabatannya. Seperti contoh dalam penyusunan
filogeni tumbuhan yang terbagi menjadi dua karakter dalam konsep filogeni yaitu,
hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah menyusun tabel karakter
apomorfi dari semua kelompok tumbuhan yang akan dibuat filogeninya. Selain
tabel karakter, juga harus dibuat tabel karakter numerik, kemudian dilanjutkan
dengan pembuatan kladogram yang disusun
berdasarkan tabel kesamaan karakter apomorfi. Dari kedua karakter
tersebut kita bisa ketahui perbedaan nya dalam konsep filogeni karena karakter
apomorfi itu lebih ke karakter keturunan, penentuan apakah karakter tersebut
maju ataukah primitif dilakukan oleh pendukung kladistik dan sedangkan karakter
numerik adalah untuk menentukan hubungan kekerabatan antar spesies tersebut
dalam konsep filogeni.
2.2
Definisi Pohon Filogeni
Dalam
biologi, filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai
hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya. Istilah “filogeni”
dipinjam dari bahasa Belandafylogenie, yang berasal dari gabungan kata bahasa Yunani Kuna
yang berarti “asal-usul suku, ras”.
Pohon filogenetik atau pohon evolusi adalah
genealogi (silsilah) kemungkinan hubungan evolusioner di antara
kelompok-kelompok taksonomik, atau dapat dikatakan sebagai diagram percabangan
atau “pohon” yang menunjukan hubungan evolusi antara berbagai spesies makhluk
hidup berdasarkan kemiripan dan perbedaan karakteristik fisik dan/ atau genetik
mereka, sebab pohon filogenetika ini dapat diaplikasikan untuk membuat
sistematika biologi, seperti pohon kehidupan. Selain itu pohon ini dapat
digunakan untuk mencari fungsi dari suatu gen atau protein, riset, medis dll. Para
ahli sistematika menggunakan bukti-bukti yang diperoleh dari catatan fosil dan
organisme yang masih ada untuk merekonstruksi filogeni. Karena susunan genetik
dan penampakan fenotipe organisme yang hidup saat ini mencerminkan episode
makroevolusi masa lalu, para ahli sistematika mendapatkan informasi filogenetik
dengan cara membandingkan spesies modern. Di dalam pohon filogenetik menunjukan
jenjang taksonomi yang dibuat sesuai dengan sejarah evolusi, dalam filogenetik
jangka pendek, struktur anatomis membutuhkan waktu terlalu lama untuk
berubah.
Ada beberapa metode yang di gunakan
dalam Penyusunan
Filogeni
a.
Fenetik, Metode penyusunan filogeni dengan
pendekatan analisa numerik. Pendekatan tersebut meliputi penghitungan Indeks
ketidaksamaan, Indeks keanekaragaman, Anaisa pola dan berbagai indeks yang
lain. Dalam pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisispunya
kedudukan yang sama.
b.
Kladistik, Metode ini muncul atas dasar pemikiran
bahwa proses alamiah akan selalu mengambil jalan yang paling singkat. Dalam
kladistik setiap ciri fisik mempunyai tingkatan yang berbeda dan juga
menggunakan metode untuk merumuskan hipotesis filogenetik dari data urutan DNA,
RNA dan protein.
Contoh
pohon filogeni :
Gambar
pohon filogeni dari dinasaurus
Pohon
filogeni dari hewan carnivora
Hubungan
antar klasifikasi dan filogeni, pohon filogeni atau pohon evolusi yang
bercabang-cabang menunjukan pengaturan jenjang taksa, pohon filogenetik
(silsilah) ini menyatakan kemungkinan kedekatan genealogis di antara beberapa
taksa yang berada di bawah ordo Carnivora, yang merupakan cabang dari kelas
mamalia. Dimana posisi cabang pohon itu juga menandakan umur relative
divergensi evolusioner dengan demikian spesies taksa yang paling terakhir di
turunkan, berada pada cabang paling atas pohon ini. Dan para ahli sistematika
menggunakan catatan fosil dan anatomi perbandingan untuk membantu membangun
pohon filogenetik tetapi dapat juga menggunakan metode lain, seperti
membandingkan DNA dan protein dari spesies-spesies tersebut.
2.3
Prosedur Skuensi
Teknik sekuensing DNA mulai
dikembangkan pada tahun 1970-an dan telah menjadi hal rutin dalam penelitian biologi molekular pada dekade berikutnya
berkat dua metode yang dikembangkan secara independen namun hampir bersamaan
oleh tim Walter Gilbert di Amerika Serikat dan tim Frederick Sanger di Inggris sehingga kedua ilmuwan
tersebut mendapatkan Penghargaan Nobel Kimia pada tahun 1980. Selanjutnya, metode
Sanger menjadi lebih umum digunakan dan berhasil diautomatisasi pada
pertengahan 1980-an. Sejak tahun 1995, berbagai proyek genom yang bertujuan
menentukan sekuens keseluruhan DNA pada banyak organisme telah diselesaikan,
termasuk Proyek Genom Manusia. Sekuensing DNA seluruh
genom semakin terjangkau dan cepat dilakukan berkat pengembangan sejumlah
teknik sekuensing generasi berikutnya mulai tahun 2000-an.
Prosedur skuensi
merupakan suatu proses atau teknik penentuan urutan basa nukleotida pada suatu
molekul DNA yang merupakan informasi yang paling mendasar suatu gen atau genom karena mengandung
instruksi yang dibutuhkan untuk pembentukan tubuh makhluk hidup.Teknik
ini digunakan dalam riset dasar biologi maupun berbagai bidang
terapan seperti kedokteran, bioteknologi, forensik, dan antropologi.Dengan demikian kita dapat memperkirakan
bahwa spesies yang secara filogenetik masih berkerabat dekat memiliki lebih
banyak urutan nukleotida yang sama dalam asam nukleatnya dan lebih banyak asam
amino yang sama dalam proteinnya dibandingkan dengan spesies yang hubungan
kekerabatannya lebih jauh. Dalam teori tersebut digunakan peralatan yang untuk
membandingkan spesies yang secara morfologi tidak dapat dibedakan dan untuk
mengevaluasi hubungan antara kelompok-kelompok organisme yang secara
filogenetik sangat jauh, sehingga terjadinya kemiripan morfologi yang dimiliki
sangat kecil. Penggunaan perbandingan molekuler dan filogeni merupakan salah
satu bagian ilmu biologi yang paling cepat perkembangannya saat ini. Dengan
adanya prosedur skuensi seperti mtDNA berubah akibat mutasi sehingga memungkinkan
untuk mengetahui hubungan filogenetik diantara spesies-spesies yang sangat
berkerabat dekat atau antara populasi yang berbeda dengan spesies yang sama. Berhubungan
dengan analisis urutan DNA adalah pengurutan RNA ribosom, karena DNA yang
mengkode rRNA berubah relatif lebih lambat dari DNA lainnya. Perbedaan dalam
urutan rRNA dapat digunakan untuk melacak beberapa percabangan terawal dalam
pohon kehidupan.
1.1 Kesimpulan
Dalam biologi, filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai hubungan di antara
kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya. Filogeni sangat diperlukan dalam
mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri dapat
diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatu organisme menuju
kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Hubungan antara sistematika dan filogeni dalam mendapatkan
informasi filogenetik dengan membandingkan spesies untuk menyusun kelompok dari
individu yang diamati. Pendekatan analistis dalam ilmu sistematika filogenetik
yakni terbagi menjadi dua kelompok pendekatan yakni fenotip dan kladiastika.
Dan metode penyusunan filogeni terbagi menjadi 2 yaitu fenetik yand di sebut
dengan metode
penyusunan filogeni dengan pendekatan analisanumerik dan kladistik yang di maksud dengan
metode yang
muncul atas dasar pemikiran bahwa prosesalamiah akan selalu mengambil jalan
yang paling singkat. Dalamkladistik setiap ciri fisik mempunyai tingkatan yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, R.D.,
1987. Invertebrate Zoology. 5th edition. Philadelphia: Saunders
College Publishing.
Campbell,
A. Neil, Jane, B. Reece, dan Lawrence, G. Mitchell, 2003, Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Campbell.
2003. Biologi Edisi Kelima. Jakarta :
Erlangga.
Campbell,
Neil A, dkk. 2003. Biologi Edisi Kelima-jilid 2. Jakarta :Erlangga.
Darmayanti,
Indi. 2011. Filogenetika Molekuler: Metode Taksonomi Organisme Berdasarkan
Sejarah Evolusi. Bogor. Filetype Pdf.
Panchen,
A.L. 1992. Classification, Evolution, and
the Nature of Biology. Cambride University Press.
Simpson,
M.G. 2010. Plant Systematics, 2nd
ed. Elservier.
Solbring,
Otto T. 1970. Principles and Methods of PLANT BIOSYSTEMATICS. New York: Havard
University.
Ubaidillah
dan Sutrisno, 2009. Biosistematika.
LIPI.